-->

Kembali ke Surabaya Dari Stasiun Semarang Poncol

Bangunan stasiun kereta api semarang tawang (by : Alaik Murtadlo)
Semarang (3-12-2017) Huuh.. panasnya kota Semarang memang tak sepanas surabaya namun perjalanan di pagia agak siang ini lumayan melelahkan. Setelah dari Lawang Sewu saya akhirnya memutuskan untuk langsung saja menuju stasiun semarang poncol untuk kembali ke kota Surabaya via kereta api. setelah saya memesan ojek online dan menunggu sebentar akhirnya langsung cuuss ke Stasiun Semarang Poncol. 

Wiihhh.. akhirnya sampai juga di stasiun semarang poncol. Bangunannya emang agak ke kuno-kunoan gimana gitu lah,tapi intuk fasilitasnya hampir sama denga stasiun lainnya di Indonesia, Jawa terutamanya. Setelah check in dan lalu masuk deh buat nunggu kereta dateng. Dan di dalem ternyata udah banyak banget yang menunggu kedatangan kereta api, dan ada aku menjadi salah satu dari mereka. Ihiir... Tapi sebelum melanjutkan perjalanan ada baiknya tahu beberapa informasi tenytang stasiun Semarang Poncol yang saya himpn dari beberapa web. Selamat membaca.

Stasiun Poncol Semarang ini merupakan salah satu karya peninggalan Henry Maclaine Pont, seorang arsitek jaman Belanda yang banyak berkiprah pada dunia arsitektur Indonesia. Beberapa detail elemen bangunan yang unik coba ditampilkan oleh sang perancang, misalnya pada tiang kayu di depan. Bangunan mempunyai integritas langgam arsitektur yang mengarah ke internasional Style, sesuai dengan zamannya dan mendirikan type bangunan perangkutan pada era modern.
 
Bangunan stasiun kereta api semarang tawang (by : Alaik Murtadlo)

Keterkaitan bangunan dengan sejarah perkeretaapian di Semarang dan tokoh Maclaine Pont sebagai arsitek yang banyak jasanya dalam menonjolkan arsitektur Nusantara menambahkan arti penting bagi bagunan stasiun. 
Sebagai salah satu bangunan yang mewakili karya Maclaine Pont yang sedikit di Nusantara, bangunan Stasiun Poncol merupakan bangunan stasiun dengan kesinambungan fungsi yang masih dapat dilihat hingga kini.

Stasiun Semarang Poncol berada dalam Daerah Operasional 4 Semarang. Stasiun ini adalah salah satu dari dua stasiun kereta api di kota Semarang. Dua stasiun kereta api di kota Semarang yaitu Stasiun Semarang Poncol dan Stasiun Semarang Tawang.
Bangunan stasiun kereta api semarang tawang (by : Alaik Murtadlo)

Reorientasi

Stasiun ini dibangun pada tahun 1914. Stasiun ini semula milik SCS (Semarang – Cheribon Stoomtram Maatschappij). Stasiun ini kini menjadi tempat berhentinya kereta api kelas ekonomi. Bangunan stasiun ini dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda.

Selain memiliki Stasiun Semarang Tawang, Kota Semarang juga memiliki stasiun lain yang dikenal dengan sebutan Semarang Poncol. Stasiun ini juga tidak kalah berusia tua bila dibandingkan Stasiun Semarang Tawang.

Nah, Stasiun Poncol Semarang ini merupakan stasiun hasil karya peninggalan Henry Maclaine Pont. Henry dikenal sebagai seorang arsitek zaman Belanda yang banyak berkiprah pada dunia arsitektur di Indonesia. Selain Stasiun Semarang Poncol, buah hasil karya lainnya bisa kita lihat yaitu kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Secara umum, Stasiun Semarang Poncol diresmikan penggunaannya pada tanggal 6 Agustus 1914. Dibangun oleh Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) dan SCS menjadikan stasiun ini yang terbesar miliknya.

Menurut catatan arsip sejarah, SCS memulai membangun jaringan rel kereta api yaitu sepanjang 230 kilometer yang menghubungkan Semarang dengan Cheribon, melalui Pekalongan dan Tegal. Jalur itu disebut juga 'jalur gula' (Suikerlijn) karena pembangunannya semula untuk melayani tidak kurang dari 27 pabrik gula yang berada di pantai utara Jawa Tengah bagian barat.

Karena letaknya yang berada di pinggir barat kota Semarang, Stasiun Semarang Poncol kerap disebut Semarang–West. Pada awal pertama kali dibangun, bagian tengah bangunan itu adalah pintu masuk utama yang dihiasi dengan ubin berwarna hitam dan abu-abu. Pada panel di kiri dan kanan bangun terdapat tulisan SCS dan angka tahun 1914 terbuat dari ubin hitam dan keemasan. Sebuah jam berada di puncak bangunan. 

Dari keterangan beberapa arsip peninggalan Belanda lainnya disebutkan, Stasiun Semarang Poncol (Semarang-West) dibangun untuk menggantikan stasiun lama milik SCS yaitu Stasiun Trem Pendrian. Stasiun Trem Pendrian telah ada sejak 1897 dan dibangun bersamaan dengan proyek pembangunan jalur Semarang-Cheribon. Jalur ini awalnya hanyalah jalur rel ringan (trem) yang dibangun di sisi jalan raya. Karena konstruksi yang ringan, kecepatan maksimum kereta api hanya 35 km/jam. Namun pada perkembangannya antara tahun 1912-1921 jalur ini ditingkatkan sehingga kereta api yang lebih cepat dan berat bisa melintasinya. Sejak itu jalur ini menjadi bagian yang penting hubungan rel antara Jakarta (Batavia), Semarang dan Surabaya.

Operasional Stasiun Pendrikan berfungsi hanya sampai tahun 1914. Hal itu disebabkan karena stasiun SCS yang baru di Poncol (Semarang Poncol/Semarang West) selesai dibangun dan mulai beroperasi. Namun meski digunakan cukup lama, stasiun Pendrikan sebenarnya tidak layak disebut sebagai stasiun dan lebih tepat disebut sebagai halte. Memang stasiun ini sejak semula tidak dirancang sebagai tempat naik dan turun penumpang. Para penumpang SCS mengawali dan mengakhiri perjalanan mereka di stasiun Jurnatan milik Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS).

Meski berada pada ujung jalur Semarang-Cheribon, stasiun Semarang West berbentuk stasiun paralel. Sejak semula memang direncanakan stasiun ini akan dihubungkan dengan stasiun yang baru di Tawang sebagai stasiun utama Semarang. Tapi baru pada 1940, setelah pecah Perang Dunia II, atas desakan pihak militer, rencana itu betul-betul menjadi kenyataan. Pihak militer melihat bahwa tidak adanya hubungan antara Semerang-West dan Tawang merupakan titik lemah dalam pertahanan pantai utara Jawa yang ketika itu terancam serbuan Jepang. 

Saat ini stasiun Semarang – West ini dinamakan stasiun Semarang Poncol yang merupakan stasiun pemberangkatan dan kedatangan untuk KA kelas ekonomi baik kereta api lokal dan jarak jauh.

Dan itulah tadi sedikit review mengenai stasiun semarang tawang, terimakasih telah membaca. 

0 Response to "Kembali ke Surabaya Dari Stasiun Semarang Poncol "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel