-->

Jalan-Jalan Sehabis Shubuh di Kota Lama Semarang 'Little Netherland'

Pemandangan Kota Lama Semarang di Kala Pagi (by: Alaik Murtadlo)
Semarang (2/12/2017) Mentari memang belum nampak di langit kota Semarang, suasana shubuh masih begitu terasa. Setelah sholat shubuh di Stsasiun Semarang Tawang, lalu kucoba untuk membuka aplikasi google maps di gawai dan mencari tempat wisata terdekat dengan stasiun. Setelah mencari akhirnya didapatkan info bahwa Kota Lama Semarang dekat dengan stasiun. Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke sana. Setelah berjalan beberapa ratus meter akhirnya sampai juga di kawasan kota lama semarang. Gedung dan bangunan khas masa lampau berjejer megah dan terlihat masih terawat. Sejenak ku keluarkan kamera hp untuk mengabadikan beberapa gedung di sana. 

Langit Kota Semarang mulai terang, beberapa aktivitas dimulai juga, terlihat beberapa tukang ojek mulai mengantarkan penumpangnya, dan becak-becak mulai tertata rapi berjejer menunggu penumpangnya. Petugas kebersihan mulai menyapu jalanan untuk memersihkan sudut-sudut Kota Lama Semarang, dan pagi memang baru di mulai tetapi aktivitas sudah mulai ramai. Setelah puas mengelilingi kota lama semarang, akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke simpang lima semarang, karena akan ada event untuk ke Jepara dan tempat berkumpulnya adalah di Hotel Holiday Express Inn dekat Simpang Lima. Tapi ada yang kurang lengkap rasanya apabila berkunjun ke Kota Lama Semarang tetapi tidak menuliskan tentang sejarah ataupun cerita yang ada di dalamnya. Dan inilah beberapa kata yang menggambarkan Kota Lama Semarang dari berbagai Sumber.   


Tentang Kota Lama Semarang

Salah satu tempat duduk di Kota Lama Semarang (by: Alaik Murtadlo)

Kota Lama Semarang merupakan citra visual yang menyajikan kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu. Banyak berdiri Bagunan-bangunan kuno nan eksotis dan megah peninggalan Kolonial Belanda, seakan menyimpan segudang cerita yang tak kan pernah habis dikisahkan. Di sekitar Kota Lama dibangun kanal-kanal air yang keberadaanya masih bisa disaksikan hingga kini, meski tidak terawat. Hal inilah yang menyebabkan Kota Lama mendapat julukan sebagai Little Netherland. Lokasinya yang terpisah dengan lanskap mirip kota di Eropa serta kanal yang mengelilinginya menjadikan Kota Lama seperti miniatur Belanda di Semarang. 

Satu bangunan yang paling populer dan wajib dikunjungi saat mengunjungi Kota Lama Semarang yaitu Gereja Blenduk yang sudah berusia lebih dari dua setengah abad. Gereja yang memiliki nama asli Nederlandsch Indische Kerk dan masih digunakan sebagai tempat ibadah hingga kini menjadi Landmark Kota Semarang. 

Karena masyarakat pribumi yang kesulitan mengucapkan nama dalam bahasa Belanda pun akhirnya menyebutnya blenduk karena memiliki atap berbentuk kubah berwarna merah bata yang terbuat dari perunggu serta dua menara kembar di depannya. Perubahan nama juga terjadi pada Jembatan Berok yang dulu menjadi pintu gerbang menuju Kota Lama. Kata burg yang berarti jembatan dilafalkan menjadi berok dan nama itu terus dipakai hingga kini. 

Di seberang Gereja Blenduk terdapat Gedung Kuno yang menjadi kantor Asuransi yang biasa disebut sebagai Gedung Jiwasraya, di sebelah baratnya untuk penggemar Wisata Kuliner terdapat Restoran Ikan Bakar Cianjur

Tak kalah menarik dan menyimpan segudang cerita adalah Gedung Marabunta dengan ornamen semut raksasa di atapnya, tempat ini pernah dilangsungkan sebuah pertunjukan seorang spionase wanita cantik bernama Matahari. Terdapat pabrik rokok indi yang bangunannya sangat terawat dengan nuansa merah putih, Pabrik Rokok Praoe Lajar. Ada juga Stasiun Tawang dengan gaya arsitektur indis yang masih dioperasikan hingga sekarang. Di depannya terdapat Polder Air Tawang yang berfungsi sebagai pusat pengendali banjir dan penampungan air sebelum dialirkan ke laut. Bangunan bangunan lain yang berada di Kota Lama Semarang ini antara lain: Gedung MarbaKantor Pos PusatSamudera IndonesiaDjakarta Lloyd dan juga Titik Nol KM Semarang

Sejarah Kota Lama: [Oleh Lopen Semarang]

Foto Kawasan Kota Lama Semarang (by: Alaik Murtadlo)

Diawali dari penandatangan perjanjian antara Kerajaan Mataram dan VOC pada 15 Januari 1678. Kala itu Amangkurat II menyerahkan Semarang kepada pihak VOC sebagai pembayaran karena VOC telah berhasil membantu Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. Setelah Semarang berada di bawah kekuasaan penuh VOC, kota itu pun mulai dibangun. Sebuah benteng bernama Vijfhoek yang digunakan sebagai tempat tinggal warga Belanda dan pusat militer mulai dibangun. Lama kelamaan benteng tidak mencukupi, sehingga warga mulai membangun rumah di luar sebelah timur benteng. Tak hanya rumah-rumah warga, gedung pemerintahan dan perkantoran juga didirikan.
Pada tahun 1740-1743 terjadilah peristiwa Geger Pacinan, perlawanan terbesar pada kurun waktu kekuasaan VOC di Pulau Jawa. Setelah perlawanan tersebut berakhir dibangunlah fortifikasi mengelilingi kawasan Kota Lama Semarang. Setelahnya karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan kota yang makin pesat, fortifikasi ini dibongkar pada tahun 1824. Untuk mengenang keberadaan banteng yang mengelilingi kota lama, maka jalan-jalan yang ada diberi nama seperti Noorderwalstaat (Jalan Tembok Utara-Sekarang Jalan Merak), Oosterwalstraat (Jalan Tembok Timur – Sekarang Jalan Cendrawasih), Zuiderwalstraat (Jalan Tembok Selatan-Sekarang Jalan Kepodang) dan juga Westerwaalstraat (Jalan Tembok Barat-Sekarang Jalan Mpu Tantular).

Peta dari kawasan Kota Lama Semarang pada tahun 1787. (sumber: atlasofmutualheritage.nl)

Kawasan Kota Lama Semarang mendapat julukan sebagai Little Netherland. Lokasinya yang dikelilingi kanal-kanal dengan bangunan berlanggam eropa menjadikan kawasan ini mirip sebuah kota laiknya yang berada di Belanda. Pusat dari Kawasan Kota Lama berada di Taman Srigunting, sebuah taman yang terletak di jantung Kawasan Kota Lama Semarang. Dimasa lalu taman ini adalah sebuah lapangan bernama parade plein, besar kemungkinan karena acap kali digunakan untuk parade militer karena tak jauh dari sana terdapat sebuah barak militer. Sebelum menjadi lapangan, taman ini memiliki fungsi sebagai kerkhof atau pemakaman warga eropa, sebelum pada awal abad 19 kerkhof dipindah ke daerah pengapon. Disekeliling taman srigunting terdapat bangunan-bangunan dengan nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi seperti Gereja Blenduk, Gedung Marba, dan Gedung Jiwasraya.


Bank Mandiri di Kawasan Kota Lama Semarang (by: Alaik Murtadlo)
Terimakasih telah mampir di blog ini, semoga ulasannya bermanfaat dan mohon maaf apabila ada kesalahan. Sampai jumpa di postingan selanjutnya. 

0 Response to "Jalan-Jalan Sehabis Shubuh di Kota Lama Semarang 'Little Netherland'"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel