-->

Memulai Karya dari Membaca


Pemandangan Alam Indonesia (Sumber: Pixabay.com/Kanenori)
Bulan April telah usai, kini memasuki bulan Mei. Pandemi yang sedari Maret menghantui, belum juga usai. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan, segala macam usaha telah dilakukan, tapi jumlah korban tetap menunjukkan peningkatan. Beraktivitas tak lagi bebas, bahkan bernafas pun terbatas. Karena mulut dan hidung tertutup masker, sudah mirip pemeran film ghost hunter.

Berhembus kabar bahwa pandemi ini adalah sebuah kospirasi, tapi saya pun juga tak mengerti. Seandainya hal itu benar adanya, biarkan saja. Seandainya hal itu salah, ya sudahlah. Nggak penting juga!!! 

Katanya pandemi ini adalah cobaan dan ujian dari Tuhan atas segala dosa dan kesalahan. Tapi ini sudah memasuki bulan Ramadan, yang katanya bulan penuh berkat, nikmat dan ampunan. Seandaninya segala dosa dan kesalahan terampuni, seharusnya pendemi ini telah berhenti. Tapi nyatanya,.. Ah sudahlah, lihat saja sendiri bagaimana keadaannya saat ini. Yang pasti saya masih sering bekerja dari rumah saja, alias We-Ef-Ha.

Terkadang rasa bosan muncul ketika beraktivitas di rumah saja, muncul hasrat untuk melesat terbang ke luar angkasa. Apa mungkin ya? Terkadang Rindu menikmati hembusan angin sepoi-sepoi di pantai, atau sekedar mencari ketenangan di puncak gunung tertinggi. Rasanya rindu juga menikmati secangkir kopi di kedai saat siang hari. Oh iya, lagi puasa ya? Lupa.

Wahyu Pertama

Saat itu, langit yang tadinya cerah mulai menguning, terlihat dedaunan berjatuhan karena kering. Terdengar suara saling bersahutan antara pujian dan sholawatan dari pengeras suara masjid. Saat itu akau masih berdiri di depan pintu, seraya mengamati lalu lalang kendaraan di jalan yang kian ramai.

Aku masuk kembali ke dalam rumah dan mencari gawaiku, lanjut membuka beberapa media sosial. Waktu menunjukkan pukul 17:06 WIT, artinya masih ada waktu sejam lagi untuk menuju waktu berbuka. Sembari menunggu, kuputuskan untuk membuka you tube dan mencari-cari vidio untuk ditonton. Mumpung bulan puasa kayaknya mendengarkan ceramah boleh nih, gumanku. Setelah mengetikkan kata ‘ceramah ramadan’ pada kolom pencarian, akhirnya ada satu vidio yang menarik untuk didengarkan. Aku tak ingat betul judulnya, yang kuingat temanya tentang ‘Nuzulul Quran’.

Sang ustad menjelaskan perihal ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, beliau mengatakan 5 ayat pertama yang diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Disitu disebutkan dua kali kata ‘Iqra’ yang berarti membaca.

Tiba-tiba sejenak saya melamun, merenungkan makna dari kata ‘membaca’. Rasanya sedih juga melihat diri ini, sudah hampir dua tahun Alquran yang kubaca belum khatam juga. Padahal semasa kecil dulu dalam setahun bisa khatam dua sampai tiga kali. Alih-alih membaca kitab suci, waktu habis hanya untuk memandangi gawai dan tersenyum-senyum sendiri. Aneh memang, seharusnya semakin bertambah usia semakin bagus ibadahnya.

Terkait membaca juga, ada beberapa tumpuk buku yang sudah terbeli namun belum sempat membuka bungkus plastiknya. Semangatnya sewaktu beli, tapi untuk membaca tak punya daya, geli jadinya. Bukunya tertata rapi di rak, tak terpakai dan cenderung mangkrak. Kayaknya saya harus punya target membaca deh.

Yah renunganku dibuyarkan oleh suara adzan maghrib, dan waktunya berbuka. Akhirnya saya berdiri dan mengambil makanan yang telah siap sedia. Diawali dengan berdoa lalu makan kurma dan minum secukupnya. Alhamdulillah, batinku.

Menyambung renunganku yang tadi, dipikir-pikir saya masih sering membaca kok, meskipun yang dibaca sebuah utas di twitter ataupun caption Instagram. Tapi setidaknya saya masih menyempatkan untuk membaca. Iya kan?

Tapi akhir-akhir ini saya tertarik dengan yang namanya perpustakaan digital. Selain ringkas, mudah, dan aksesnya bisa dimana saja. Yang penting ada kuota internetnya. Memang banyak sih aplikasi perpustakaan digital, dan salah satu yang saya unduh adalah iBI Library dari Play Store. Menurut saya, koleksinya lumayan banyak sih, kalu tidak percaya coba saja.

Mencoba Berkarya Semenjak WFH

Tiba-tiba hari itu tercetuslah sebuah ide untuk melakukan tantangan posting 30 hari berturut-turut di Instagram. Bisa dikatakan saya jarang upload di Instagram, tapi namanya juga tantangan pasti akan menyenangkan bila dapat menyelesaikan. Dan Alhamdulillah sekarang sudah hampir selesai. Terkadang bingung juga mau posting apa, akhirnya saya bikin saja tema yang berbeda setiap enam hari sekali. Kalau ingin tahu lebih lanjut kunjungi di Instagram saya @alaikmu_ .

Yang diatas adalah karya pertama saya. Nah, akibat terlalu sering buka Instagram saya menemukan suatu postingan mengenai kemampuan yang harus dikuasai. Seperti mengedit foto, atau video, coding, menulis, dan masih banyak lagi. Akhirnya saya seperti tergugah kembali untuk memanfaatkan waktu wfh ini dengan sebaik-baiknya.

Biasanya jika membuka youtube untuk mendengarkan lagu atau menonton film, saya coba membuka video tutorial. Biasanya banyak waktu terbuang untuk main game, sekarang lebih banyak membaca di iBI Library. Biasanya menghabiskan waktu untuk scroll dan like foto-foto di Instagram, kini lebih banyak membuka canva.com untuk mencoba berkreasi dengan foto. Dan masih banyak lagi kebiasan-kebiasaan yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat.

Dan satu lagi yang sangat saya syukuri, yakni saya masih dikaruniai kesehatan dan kekuatan oleh Tuhan. Sehingga masih punya kesempatan untuk melakuka kebaikan.    


0 Response to "Memulai Karya dari Membaca"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel