-->

Bedah Buku “Urban Development”, Membangun Kota dengan Literasi Para Pemudanya

Foto Bersama dari Moderator dan Narasumber Bedah Buku "Urban Development"
Surabaya (10/11) – Masih dalam serangkaian acara Airlangga Book Sale 2017, selain Bazaar Buku panitia penyelenggara juga menyelenggarakan beberapa acara lainnya. Salah satu acara bertajuk Bedah Buku “Urban Development: Narasi Pembangunan Kota dan Aksi Kepeloporan Pemuda” diselenggarakan Jumat, 10 November 2017 bertempat di Hall Airlangga Convention Center Lantai 2. Acara tersebut diisi dengan diskusi dan bedah buku “Urban Development”. Sebuah buku antologi esai yang ditulis oleh pemuda Indonesia dari berbagai kalangan mengenai perkembangan kota dan masyarakat urban. Dinamika perkembangan sebuah kota serta masyarakat urban dengan beragam permasalahan dan keunikannya dicoba untuk disampaikan melalui buku tersebut. Pada kesempatan tersebut, hadir tiga orang pembicara yang membedah buku “Urban Development”, Fuad Fahmi Hasan (Founder Komunitas Urban Care), Gading Ekapuja Aurizki (Co-Founder Penerbit Pustaka Saga) dan Rosdiansyah (Peneliti Senior The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP) serta dimoderatori oleh I Putu Ari Kurnia B. (Mawapres FISIP Unair 2016). Acara dibuka oleh Fara Ayu Ekasari selaku koordinator acara yang mewakili ketua panitia Airlangga Book Sale 2017. Melalui penyelenggaraan bedah buku ini panitia berharap dapat menggugah semangat generasi muda dalam mengembangkan budaya literasi dan berpikir kritis, serta mampu menuangkan gagasan serta ide ke dalam bentuk tulisan. 

Fuad Fahmi Hasan (Founder Komunitas Urban Care)


Dalam pemaparannya, Fuad Fahmi Hasan selaku founder Komunitas Urban Care, bersama dengan rekan-rekannya menginisiasi penerbitan buku tersebut atas dasar keinginan untuk mendobrak perspektif pemuda saat ini melalui pengembangan budaya literasi. Ruang-ruang diskusi tidak hanya diisi dengan retorika namun juga dibarengi dengan menuangkan gagasan dan pemikiran kritis melalui tulisan serta aksi nyata pemuda dalam memberdayakan masyarakat. Pada kesempatan itu, ia juga mengritisi sikap pemuda manakala melakukan demonstrasi yang mengatasnamakan rakyat tanpa mengetahui permasalahan masyarakat sesungguhnya. “Kritis di jalan, tapi tidak mewakili aspirasi masyarakat. Jadi masyarakat mana yang diwakili?” ungkap Fahmi Hasan. Penulisan buku “Urban Development” ini diawali dengan kesadaran Komunitas Urban Care atas realitas perkembangan Kota Surabaya. Bila melihat wajah kota Surabaya saat ini, tampak banyak taman yang begitu indah dan asri, mengubah paradigma kota yang kumuh dan kotor. Namun demikian, dibalik indahnya taman tersebut, masih banyak daerah-daerah pemukiman warga yang perlu untuk mendapatkan perhatian. Begitu pula dengan permasalahan masyarakat pinggiran yang begitu kompleks, masalah sosial seperti kemiskinan, pendidikan, pengangguran, kriminalitas, kesehatan sanitasi, dll. Layaknya buku-buku lain yang diterbitkan oleh Pustaka Saga, buku “Urban Development” juga termasuk dalam Seri Buku Diskusi Online Indonesia. Beragam tulisan yang terkumpul dalam antologi esai ini diawali dengan proses diskusi secara online yang diikuti oleh beragam latar belakang pemuda yang tidak hanya berdomisili di Indonesia namun juga di luar negeri. 

Gading Ekapuja Aurizki (Co-founder Pustaka Saga)


Gading Ekapuja selaku Co-founder Pustaka Saga menyatakan bahwa saat ini merupakan era kolaborasi. Bersama rekannya, ia mengembangkan Pustaka Saga dengan melibatkan berbagai komunitas untuk menerbitkan beberapa buku. Penerbitan tersebut juga bertujuan untuk mempropagandakan dunia kepenulisan pemuda, menggali ide-ide serta gagasan pemuda yang dituangkan dalam tulisan. Menurutnya, gerakan dan aksi yang telah dilaksanakan oleh suatu komunitas, perlu untuk diterbitkan sebagai portofolio organisasi. Selain itu, terbitan dapat juga digunakan untuk melihat track record suatu organisasi, guna menghindari klaim dan sebagainya. Pustaka Saga concern di bidang literasi pemuda dengan menerbitkan buku-buku hasil pemikiran kritis dan aksi nyata pemuda. Melalui terbitan tersebut, kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi pemuda kemudian dapat menjadi pembelajaran bagi pemuda lainnya. “Buku-buku tersebut dapat menjadi amunisi dalam melaksanakan gerakan-gerakan maupun kampanye di bidang literasi pemuda.” ungkap Gading Ekapuja. 

Rosdiansyah (Peneliti Senior The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP)


Pembicara ketiga, Rosdiansyah yang merupakan jurnalis dan peneliti senior, mengapresiasi penerbitan buku “Urban Development” sebagai bentuk partisipasi pemuda dalam memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat kota yang kompleks. Menurutnya, buku tersebut sangatlah menarik, penulis muda berhasil mengemas berbagai wajah kota ke dalam sebuah tulisan yang baik. Namun demikian, menurutnya beberapa bagian dalam buku juga perlu untuk dibenahi, seperti kurangnya index yang diharapkan dapat memudahkan pembaca, selain itu banyak penulisan kata yang kurang tepat, dan menambahkan biodata singkat dari masing-masing penulis di bagian akhir buku. Ia juga mengapresiasi Pustaka Saga sebagai penerbit buku tersebut dan fokusnya untuk menggarap dunia kepenulisan di ranah pemuda. Di dalam dunia penerbitan diperlukan adanya autentisitas, ciri khas yang membedakan dengan penerbit lain. “Terbitan dikemas menjadi sesuatu yang menarik, dan tetap menjadi penerbit yang independen tanpa intervensi dari pihak manapun”, sarannya. 
Acara ditutup dengan mengadakan sesi diskusi dan tanya jawab, kemudian penyerahan cinderamata kepada pembicara dan moderator. 

Berita ini sepenuhnya di copy dari [website ini]

0 Response to "Bedah Buku “Urban Development”, Membangun Kota dengan Literasi Para Pemudanya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel