-->

Puncak Piaynemo: Indahnya Serpihan Surga Dunia di Raja Ampat

Persiapan Berangkat Ke Piaynemo

Sarapan udah, mandi juga udah, trus apa lagi selanjutnya? Liburan, yups bener banget saatnya untuk liburan dan melanjutkan perjalanan, tapi kemana destinasi selanjutnya? Denger slentingan kemaren sih katanya pagi hari ini akan ke ‘Piaynemo’. Kalau belum tahu piaynemo coba keluarkan uang nominal seratus ribu yang tahun 2016, nah yan bagian belakang itu gambarnya piaynemo lho gaess.

Setelah selesai persiapan akhirnya tibalah waktunya keberangkatan, diawali foto bersama di dermaga penginapan lanjut berangkat bersama ke pelaminan #ups tempat tujuan maksudnya. Terdengar suara kapal mesin dinyalakan kamipun mulai naik kapal bergantian, semoga perjalanan ini sangat menyenangkan dan selamat sampai tujuan.

Birunya air laut menemani perjalanan kami, ditambah ombak yang tenang membuat hati menjadi nyaman (senyaman berada di dekatmu #eeaa). Saking nyamannya tak terasa beberapa kali saya memjamkan mata a.k.a bubuk. Sesekali juga membuang pandangan ke lautan luas melihat ikan-ikan kecil melompat lompat di atas permukaan air.

Tak terasa sudah hampir dua jam saja kami beranjak dari dermaga penginapan dan tiba-tiba kapal yang kami tumpangi memelan, ada apakah gerangan? Terlihat kanan dan kiri merupakan gugusan karang dan ditambah air laut yang jernih berwarna hijau demu-semu biru. Dan… kapalpun menuju gubuk kecil dan terlihat di sebelahnya ada tulisan selamat datang di Piaynemo.
Foto Keindahan Piaynemo dari Atas
Setelah smpai di dermaga gubuk, kapalpun berhenti dan kalau tidak salah gubuk ini merupakan tempat membayar retribusi alias uang masuk. Kalau tidak salah biaya retribusinya adalah 350.000 per kapal. Tak lupa juga sembari menunggu kapal yang satunya, saya berfoto-foto ria dulu.     

Sedikit Cerita Tentang Piaynemo

Piaynemo berada di Kabupaten Raja Ampat, kalau dulu mendengar kata Raja Ampat begitu terbayang dengan wisata mahal. Kalau di piker-pikir emang mahal sih, yang bikin mahal adalah biaya swa kapalnya karena Raja Ampat sendiri merupakan gugusan kepulauan jadi nggak bisa kalau cuman naik motor atau angkutan umum saja, apalagi kalau sampai nekat jalan kaki atau berenang (nggak ngebayangin capeknya gimana). Tapi itu hanyalah asumsi pribadi sih ditambah belum jadi milyuner.

Nah ada beberapa tempat wisata popular di Raja Ampat, Salah satu tempat wisata yang populer a.k.a dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara adalah Piaynemo Island (Pulau Piaynemo).  Pulau ini terletak di Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Piaynemo sendiri dijuluki dengan Little Wayag (Wayag Kecil), maklum Wayag merupakan tempat wisata yang lebih populer dan lebih dulu booming daripada Piaynemo. Tapi jangan khawatir pemandangan di Piaynemo ini tak kalah kok dengan wayag, ditambah lagi akses naik yang mudah untuk sampai di “Top View of Piaynemo”. Kalau udah sampai puncak piaynemo sih katanya mata akan dimanjakan dengan keindahan dan kecantikan gugusan karst (karang). Menurut informasi yang saya peroleh tinggi puncak Piaynemo adalah 59 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan 122,4 meter jarak ke puncak.Dengan menapaki sekitar 320-an anak tangga maka anda dijamin akan sampai di puncak dan melihat langsung pesona keindahan gugusan karang di hiasi air laut yang berwarna biru cerah (asalkan datangnya bukan malam hari).

Naik Ke Puncak Piaynemo
Foto di sebelah gubug registrasi
Setelah selesai berfoto-foto akhirnya kapal satunya datang juga, lalu kami melanjutkan ke dermaga piaynemo. Mesin dinyalakan dan saatnya melanjutkan perjalanan, selang satu menit akhirnya sampai juga di dermaga Piaynemo. Iya karena emang dermaganya deket dengan gubug registrasi masuk kawasan wisata Piaynemo.

Panas? Iya memang panas, tapi euforia dan kegembiraan mengalahkan rasa kepanasan dan kelelahan. Kalau kehausan sih di sana ada penjual kelapa muda, satau buah kelapa muda biasanya dihargai Rp15.000, tapi nggak ada es ataupun sirupnya alias asli kelapa muda. Kalau mau beli oleh-oleh di sana ada penjual minyak urut (entah apa lah, saya lupa namaya), penjual akar bahar, serta kalau anda penyuka seafood kadangkala ada penjual kepiting kenari dan lobster (tapi masih mentah dan masih hidup) jadi anda harus masak sendiri.

Nah, sudah saatnya naik ke puncak piaynemo bersama-sama, dan saat itu lumayan rame karena memang long weekend, tapi itu menambah keseruan liburan kali ini. Ow iya kalau naik ke puncak Piaynemo jangan lupa bawa air minum ya, karena di atas nggak ada penjual minuman ditambah lagi cuaca yang panas di atas. Sekitar 15 belas menitan lah akirnya sampai juga di Puncak Piaynemo.

Subhanallah, indah sekali ciptaanmu ini Ya Rabbi, gugusan karang yang indah dihiasi dengan birunya air laut seakaan memanjakan mata. Tak lupa juga berfoto bersama dulu, tapi karena banyak wisatan yang berkunjung maka jika ingin berfoto di spot tertentu harus antri dulu. Karena sesawa wisatawan dan warga Negara yang baik harus menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam berwisata, supaya tidak terjadi perpecahan dan pertengkaran yang merusak suasana liburan.
Foto bersama di Puncak Piaynemo
Selesai berfoto-foto saatnya turun lagi untuk melanjutkan ke destinasi selanjutnya. Ow iya samapai lupa, Lupa apa mas? Gini aja yam au pesen aja kalau semisal saudara/saudari yang saya hormati pergi ke Piaynemo buanglah sampah pada tempatnya, karena di sana sudah disediakan tempat samapah. Jadi kasihan kan kalau buat pajangan aja dan nggak ada isinya, dan yang lebih penting lagi demi menjaga keindahan tempat wisata bumi Indonesia tercinta.
Sekian dulu ya ceritanya, kita sambung lagi ke tulisan selanjutnya di wisata bawah laut di Saundarek (mudah-mudahan nulisnya bener) See you,.. J

*Cerita perjalanan ini merupakan cerita liburan penulis pada saat acara gathering kantor pada bulan februari 2018 dan baru kali ini posting di blogger. Terimakasih telah mampir dan membaca tulisan ini. Tunggu tulisan selanjutnya tentang liburan di Raja Ampat. 

0 Response to "Puncak Piaynemo: Indahnya Serpihan Surga Dunia di Raja Ampat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel