-->

Menangkal Permusuhan dan Perpecahan dengan Empat Pilar Persatuan

Indahnya persatuan ala Kompasianer Jawa Timur photo by Budiono Sukses
Tahun 2014 kemaren, Indonesia melaksanakan pesta demokrasi. Pesta demokrasi yang dimaksud adalah pemilihan anggota legislatif dan eksekutif. Pada saat pemilihan anggota legislatif mungkin semua berjalan hampir sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Namun yang cukup menarik adalah pada saat pemilihan eksekutif, dalam hal ini adalh presiden dan wakil presiden.

Tentu masih teringat dalam benak kita, pada saat masa kampanye presiden dan wakil presiden tahun 2014, banyak sekali media yang 'abal-abal' bermunculan. Hanya karena untuk menaikkan citra baik dan mencari dukungan dari masyarakat, mereka saling menjelekkan dan menyebarkan fitnah satu sama lain. 

Tidak hanya sampai di situ, media sosial yang seharusnya digunakan untuk menjalin pertemanan dan bersosialisasi, diubah menjadi ladang permusuhan dan saling mencaci. Bahkan ada sebuah cerita bahwa pertemanan berubah menjadi permusuhan karena berbeda pilihan. Tak habis piker juga saya, entah apa yang mereka inginkan.

Seandainya jika kita mau lebih jauh lagi memandang kebelakang, melihat saat Indonesia masih merupakan Negara jajahan. Tentunya kita pernah mendengar atau bahkan membaca mengenai istilah 'devide et empera',atau yang biasa kita kenal politik adu domba. Bahkan karena penerapan devide et impera, bangsa Indonesia saling bermusuhan dan berperang antara satu dengan lainnya. Hingga muncullah suatu gagasan mengenai perkumpulan pemuda seluruh Indonesia. Bahkan bisa terlaksana Kongres Pemuda dan melahirkan Sumah Pemuda.

Sekarang adalah bulan November, tepat tanggal 28 Oktober kemaren Pemuda Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke 89 tahun. Tentunya ini adalah momentum yang tepat untuk lantang menerikkan persatuan dan semangat untuk mempererat persatuan. Tak ingin kehilangan momentum tersebut MPR RI ingin mensosialisasikan 4 pilar persatuan bagi netizen Jawa Timur, khususnya wilayah Kota Surabaya. Tak tanggung-tanggun narasumber yang dihadirkan datang langsung dari Jakarta. 

Narasumber tersebut adalah Bapak Adriyanto (Kepala Bagian Pengolahan Data dan Sistem Informasi Sekjend MPR RI) dan Bapak Ma'ruf Cahyono (Sekjend MPR RI).  Dan acara tersebut di dalam balutan yang santai namun dengan materi yang berbobot dengan tema 'netizens Surabaya Ngobrol bareng MPR RI' pada tanggal 4 November 2017 di Fairfield Hotel Surabaya.

Alasan memilih netizen Surabaya

Kenapa kok netizens Kota Surabaya yang diajak ngobrol bareng MPR, kenapa tidak kota lainnya di Jawa Timur. Usut punya usust ternyata pejuang literasi di Surabaya atau yang biasa disebut bloggerdi Surabaya traffic literasinya di internet lumayan tinggi. Jadi dari sini diharapkan setelah diadakan acara ngobrol bareng netizens dengan bangga akan menuliskan kegiatan ini. 

Sehingga bisa di baca netizens di seluruh Indonesia. Selain itu sekarang adalah bulan November, dan bukan sudah rahasia lagi bahwa bulan November merupakan bulan yang istimewa, karena sejarah mencatat bahwa Surabaya merupakan medan tempur mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada bulan November 1945. Sehingga, sampai sekarang Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan.
Surabaya, Surabaya, oh Surabaya. Kota kenangan, kota kenangan. Takkan terlupaDi sanalah, di sanalah, di Surabaya. Pertama lah, tuk yang pertama. Kami berjumpaKuteringat masa yang telah lalu. Seribu insan, seribu hari. Berpadu satuSurabaya, di tahun empat lima. Kami berjuang, kami berjuang. Bertaruh nyawa
Mensosialisasikan dan Menegakkan 4 Pilar MPR RI

Sebagai pembakar semagat Bapak Ma'ruf Cahyono mengajak netizens bernyanyi lagu yang diciptakan A. Simanjutak dengan judul Bangun Pemudi-Pemuda.

Lalu Apa saja 4 Pilar dari MPR Ri itu:

Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara

Kita tahu bahwa pancasila merupakan ideology Negara, namun apakah pancasila sebagai ideology hanyalah semboyan semata? Tentunya tidak. Karena dari setiap sila dari pancasila bisa diimplementasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Sebagai sedikit gambaran, kita dapat mengimplementasikan sila-sila dari pancasila dalam hal berikut ini.

Sila Pertama berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Sila ini bisa diimplementasikan dengan cara berhenti saling menyakiti, mulailah saling menghargai. Berhenti saling merendahkan, mulailah menghargai perbedaan. Berhenti takabur, mulailah bersyukur.

Sila kedua berbunyi 'Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab'. Sila ini bisa diimplementasikan dengan cara stop marah-marah, mulailah bersikap ramah. Berhenti memaki, mulailah memakai hati. Berhenti curiga, mulailah menyapa.

Sila ketiga berbunyi 'Persatuan Indonesia'. Sila ini bisa diimplementasikan dengan cara berhentilah berseteru, mulailah bersatu. Berhentilah memaksakan, mulai berkorban. Berhenti mencari perbedaan, mulailah bergandengan tangan.

Sila Keempat berbunyi 'Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan'. Sila ini bisa diimplementasikan dengan cara berhenti silang pendapat, mulailah mencari mufakat. Berhenti besar kepala, mulailah berlapang dada. Berhenti bersilat lidah, mulai bermusyawarah.

Sila Kelima berbunyi 'Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia'. Sila ini bisa diimplementasikan dengan cara Berhenti bermalas, mulailah bekerja keras. Stop diskriminasi, mulailah toleransi. Berhenti menang sendiri, mulailah berbagi.

UUD NRI Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstitusi berarti segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan. Ini berarti di dalam UUD 1945 sudah ada ketentuan mengenai penyelenggaraan Negara dan juga hak serta kewajiban setiap warga Negara. UUD 1945 juga dijadikan sebagai sumber hukum Undang-Undang yang ada di Indonesia.

NKRI Sebagai Bentuk Negara

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi, di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.  Menurut UUD 1945 pasal 1 ayat 1, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Ketentuan ini dijelaskan dalam pasal 18 UUD 1945 ayat (1) yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kota dan kabupaten, yang tiap-tiap kota, kabupaten dan  provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Dalam pelaksanaannya, tentunya NKR Mempunya Tujuan dan Fungsi. Adapun tujuan NKRI Menurut Pembukaan UUD 1945 adalah Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Sedangkan Fungsi NKRI adalah : Fungsi membentuk kelembagaan Negara, Fungsi membuat UUD, Fungsi menentukan anggaran pendapatan dan belanja Negara, Fungsi membuat undang-undang dan peraturan-peraturan umum, Fungsi pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan Negara, Fungsi pertimbangan, Fungsi pemerintahan menyelenggarakan kemakmuran, Fungsi kehakiman, dan Fungsi perencanaan (kegiatan pembangunan Negara).

Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit

Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah Berbeda-beda tetapi Satu Itu.  Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika  adalah  meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan

Kata Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa  meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lain-lain.

Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah memiliki adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga.

Namun jangan sampai salah dalam penyebutannya, terutama memotong kata dari Kalimat Bhinneka Tunggal Ika. Karena jika kita menyebutnya hanya dengan kata bhinneka maka artinya adalah berbeda beda. Akan tetapi pelafalan haruslah lengkap yakni 'Bhinneka Tunggal Ika' dan itulah semboyan yang dapat mempersatukan rakyat Indonesia.

Sebagai penutup ada sebuah puisi yan dibacakan pada acara ngobrol bareng netizens oleh bapak ma'ruf Cahyono.

sekian dan terimakasih.

0 Response to "Menangkal Permusuhan dan Perpecahan dengan Empat Pilar Persatuan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel